Kamis, 21 Oktober 2010

magettan

KERAJINAN KULIT KAS MAGETAN

Belanja Kerajinan Kulit di Magetan
REP
Khussy Alfarisi
|  16 Oktober 2010  |  20:06
96
12
1 dari 3 Kompasianer menilai Menarik.
from magetanonline.com
from magetanonline.com
“Orang Magetan kok beli kerajinan kulit di Kota lain”. Sering kali kata-kata itu yang terlontar jika ada teman yang belanja kerajinan kulit di kota lain. Ya tentu saja, lha wong Magetan itu juga salah satu sentra kerajinan kulit di Jawa Timur kok. Bahkan produknya sudah sampai ke kota-kota besar, luar jawa bahkan luar negeri.
Orang yang berwisata ke Magetan, pasti sebagian besar mengenal lokasi ini. Jalan Sawo. Lokasi yang dikhususkan untuk menjual hasil kerajinan kulit asli Magetan yang ada di Kelurahan Selosari. Walau sebenarnya orang juga bisa mendapatkannya di daerah Kauman, lokasinya dekat Kantor Kabupaten. Di dua lokasi tersebut kita bisa berburu kerajinan kulit, mulai dari dompet, ikat pinggang, sandal, sepatu, jaket dan macam-macam deh.
Jalan Sawo dan Kauman ada di dalam kota, banyak orang yang tau letaknya, jadi andaipun anda berhenti di jalan dan menanyakan arahnya, pasti banyak yang tau dan memberi tau anda. Pada hari Minggu dan hari-hari libur, daerah ini khususnya Jalan Sawo, sangat ramai. Toko-toko yang memajang kerajinan kulit akan penuh sesak. Jika anda malas berdesakan, anda bisa ke Kauman saja. Kalau di Kauman lebih ke produksinya, kalau ada yang beli ya dilayani walaupun eceran, karena di Kauman biasa mereka menerima pesanan untuk luar kota.
from uncle google
from uncle google
Untuk harga kerajinan ini sangat murah menurut saya. Untuk sepatu wanita dijual dengan harga antara 40-75ribu rupiah per pasang. Sedangkan sepatu pria dijual antara harga 80-95ribu rupiah. Untuk dompet antara 35-125ribu rupiah, itu tergantung modelnya juga. Sedangkan sandal kita bisa peroleh dari harga 20 ribu rupiah. Kalau kita pandai menawar masih bisa mendapatkan discount.
Semua kerajinan asli kulit, karena memang di Magetan ada pabrik penyamakan kulit. Bahkan kulit dari Magetan dikirim ke kota lain juga.
Kalau anda ke Magetan, tidak ada salahnya membeli oleh-oleh kerajinan kulit, dan siapa tau anda punya naluri bisnis, borong yang banyak, dan dijual di tempat anda. Itung-itung ganti bensin. Lumayan kan?
Selamat berbelanja.

PESONA GUNUNG DI JAWA TIMUR

Archive for the Tag Gunung

Jawa Timur

Posted by Hendrik in Jun 19, 2009, under Pariwisata Indonesia
Gunung Bromo

Gunung Bromo
Gunung Bromo (dari bahasa Sansekerta/Jawa Kuna: Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu), merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.
Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.
Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.
Bagi penduduk Bromo, suku Tengger, Gunung Brahma (Bromo) dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.

Gunung Semeru
Gunung Semeru
Gunung Semeru atau Sumeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko.
Semeru mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Posisi gunung ini terletak diantara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 8°06′ LS dan 120°55′ BT.
Pada tahun 1913 dan 1946 Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 M hingga akhir November 1973. Disebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava mengarah ke sisi selatan meliputi daerah Pronojiwo dan Candipuro di Lumajang.
Menurut kepercayaan masyarakat Jawa yang ditulis pada kitab kuna Tantu Pagelaran yang berasal dari abad ke-15, Pulau Jawa pada suatu saat mengambang di lautan luas, dipermainkan ombak kesana-kemari. Para Dewa memutuskan untuk memakukan Pulau Jawa dengan cara memindahkan Gunung Meru di India ke atas Pulau Jawa.
Menurut orang Bali Gunung Mahameru dipercayai sebagai Bapak Gunung Agung di Bali dan dihormati oleh masyarakat Bali. Upacara sesaji kepada para dewa-dewa Gunung Mahameru dilakukan oleh orang Bali. Betapapun upacara tersebut hanya dilakukan setiap 8-12 tahun sekali hanya pada waktu orang menerima suara gaib dari dewa Gunung Mahameru. Selain upacara sesaji itu orang Bali sering datang ke daerah Gua Widodaren untuk mendapat Tirta suci.

Pulau Sempu
Pulau Sempu
Pulau Sempu, adalah sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah selatan Pulau Jawa. Pulau ini berada dalam wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur. Saat ini Sempu merupakan kawasan cagar alam yang dilindungi oleh pemerintah. Dalam pulau ini nyaris tidak ditemukan mata air payau.
Pulau Sempu dapat ditempuh dari Malang melalui Pantai Sendang Biru, dan penyeberangan menggunakan perahu nelayan, serta mendapat perijinan.

Telaga Sarangan
Telaga Sarangan
Telaga Sarangan yang juga dikenal sebagai telaga pasir ini adalah sebuah telaga alami yang terletak di kaki Gunung Lawu, di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.Berjarak sekitar 16 kilometer arah barat kota Magetan. Telaga ini luasnya sekitar 30 hektar dan berkedalaman 28 meter. Dengan suhu udara antara 18 hingga 25 derajat Celsius, Telaga Sarangan mampu menarik ratusan ribu pengunjung setiap tahunnya.
Telaga Sarangan merupakan obyek wisata andalan Magetan. Di sekeliling telaga terdapat dua hotel berbintang, 43 hotel kelas melati, dan 18 pondok wisata.Di samping puluhan kios cendera mata, pengunjung dapat pula menikmati indahnya Sarangan dengan berkuda mengitari telaga, atau mengendarai kapal cepat.Fasilitas obyek wisata lainnya pun tersedia, misalnya rumah makan, tempat bermain, pasar wisata, tempat parkir, sarana telepon umum, tempat ibadah, dan taman.
Keberadaan 19 rumah makan di sekitar telaga menjadikan para pengunjung memiliki banyak alternatif pilihan menu. Demikian pula keberadaan pedagang kaki lima yang menawarkan berbagai suvenir telah memberikan kemudahan kepada pengunjung untuk membeli oleh-oleh. Hidangan khas yang dijajakan di sekitar telaga adalah sate kelinci.
Magetan juga tertolong dengan adanya potensi industri kecil setempat yang mampu memproduksi kerajinan untuk suvenir, misalnya anyaman bambu, kerajinan kulit, dan produk makanan khas seperti emping melinjo dan lempeng (kerupuk dari nasi).
Telaga Sarangan juga memiliki layanan jasa sewa perahu dan becak air. Ada 51 perahu motor dan 13 becak air yang dapat digunakan untuk menjelajahi telaga.
Telaga Sarangan memiliki beberapa kalender event penting tahunan, yaitu labuh sesaji pada Jumat Pon bulan Ruwah, liburan sekolah di pertengahan tahun, Ledug Sura 1 Muharram, dan pesta kembang api di malam pergantian tahun.
Pemkab setempat tengah membuat proyek jalan tembus yang menghubungkan Telaga Sarangan dengan obyek wisata Tawangmangu di Kabupaten Karanganyar. Proyek pelebaran dan pelandaian jalan curam yang menghubungkan dua daerah tersebut diharapkan selesai tahun 2007.
Obyek wisata ini dapat ditempuh dari Kota Magetan; dan lokasinya tak jauh dengan Air Terjun Grojogan Sewu, Tawangmangu (Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah).

INDUSTRI TRADISIONAL KOTA MAGETAN

 
Apa yang paling anda butuhkan dalam kondisi saat ini ?
Tersedianya lapangan kerja
Peningkatan pendidikan keterampilan kewirausahaan secara gratis
Kemudahan mendapatkan modal usaha bagi pengusaha/pengrajin kecil
  
 






kanan bawah
:: Berita ::
Ledhuk Promosikan Hasil Industri Tradisional Magetan

24 January 2007
Pembuatan emping raksasa yang diikuti perwakilan kecamatan penghasil emping se-Kabupaten Magetan, diam-diam menyemarakkan pelaksanaan acara Ledhuk. Memang, tiap menjelang malam satu Suro, Kabupaten Magetan menyelengarakan kegiatan yang turun temurun berupa dilaksanakannya Ledhuk (Lesung Suro, Bedhug Muharram). Prosesi ini sama seperti yang dilakukan beberapa kota lain di Jawa dalam menyambut datangnya hari raya umat Islam 1 Muharram dan tahun baru Saka 1 Syuro.

Pelaksanaan Ledhuk (Lesung Suro dan Bedhuk Muharram) di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mempunyai tujuan yaitu menggali dan melestarikan budaya masyarakat Magetan. Di samping itu dapat mempromosikan hasil industri tradisional dan pariwisata kota Magetan agar bisa menjadi salah satu tujuan wisata di pulau Jawa.
Ledhuk diawali dengan prosesi Andum Berkah Bolu Rahayu, roti bolu sebagai penghias model lesung, bedhug, dan gong di arak menuju alun-alun kota Magetan bersamaan dengan Uborampe seperti jangkring, ampyang, enting-enting, lempeng, emping, walangan dan sebagainya.
Mengapa bolu rahayu yang dijadikan prosesi andum berkah? Karena bolu rahayu merupakan makanan khas masyarakat Magetan yang sudah digunakan sejak nenek moyang, sebagai makanan sehari-hari, perhelatan tamu untuk hajat ataupun kematian maka digunakan bolu rahayu sebagai prosesi andum berkah.
Arak-arakan diikuti oleh para tokoh agama dan kepercayan dengan memakai pakaian tradisional Jawa Timur serta didampingi oleh Bagus (remaja putra Magetan yang mempunyai prestasi dan bisa menyampaikan informasi Magetan) dan Dyah (remaja putri Magetan yang mempunyai prestasi dan bisa menyampaikan informasi Magetan) yang membawa bolu rahayu dan rangkaian bunga selamat datang.
Sebelum prosesi Andum berkah bolu rahayu, dilaksakan kirab atau pawai pasukan berkuda perwakilan kecamatan yang ada di Kabupaten Magetan kemudian disusul oleh dokar kuda yang dihias indah, sesuai dengan acara yaitu menyambut Suro dan Muharram.
Masyarakat Kabupaten Magetan mempercayai bahwa apabila bisa memakan bolu rahayu yang sudah diberikan doa-doa tersebut bisa digunakan sebagai obat, pelaris, dan lainnya. Kepercayaan ini sudah turun temurun dilaksanakan oleh mereka, makanya pada saat andum berkah bolu rahayu atau pemberian bolu tersebut, masyarakat dengan antusias tua dan muda laki-laki dan perempuan rela berdesak-desakan untuk mendapatkan bolu rahayu.
Dalam prosesi beberapa waktu lalu juga dilaksanakan kegiatan lomba pembuatan emping raksasa yang diikuti perwakilan kecamatan penghasil emping se-Kabupaten Magetan. IR

SEJARAH KOTA MAGETAN

Sejarah kota MAgetan…




Kabupaten Magetan, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Magetan. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Ngawi di utara, Kota Madiun dan Kabupaten Madiun di timur, Kabupaten Ponorogo, serta Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Wonogiri (keduanya termasuk provinsi Jawa Tengah). Bandara Iswahyudi, salah satu pangkalan utama Angkatan Udara RI di kawasan Indonesia Timur, terletak di kecamatan Maospati.
Wafatnya Sultan Agung Hanyokrokusumo pada tahun 1645 merupakan tonggak sejarah mulai surutnya kejayaan Kerajaan Mataram. Beliau sangat gigih melawan VOC, sedangkan penggantinya ialah Sultan Amangkurat I yang menduduki tahta Kerajaan Mataram pada tahun 1646-1677 sikapnya lemah terhadap VOC atau Kompeni Belanda.
Pada tahun 1646 Sultan Amangkurat I mengadakan perjanjian dengan VOV, sehingga pengaruh VOC dapat memperkuat diri karena bebas dari serangan Mataram,bahkan pengaruh VOC dapat leluasa masuk keMataram. Kerajaan Mataram makin menjadi lemah, pelayaran perdagangan makin dibatasi, antara lain tidak boleh berdagang ke Pulau Banda, Ambon dan Ternate.
Peristiwa diatas menyebabkan tumbuhnya tanggapan yang negatif terhadap Sultan Amangkurat I di kalangan keraton, lebih-lebih pihak oposisi, termasuk putranya sendiri yaitu Adipati anom yang kelak bergelar Amangkurat II. Kejadian-kejadian di pusatPemerintahan Mataram selalu diikuti dengan seksama oleh Daerah Mancanegara, sehingga Pangeran Giri yang sangat berpengaruh di daerah pesisir utara Pulaujawa mulai bersiap-siap melepaskan diri dari kekuasaan Mataram.
Pada masa itu seorang pangeran dari madura yang bernama Trunojoyo sangat kecewa terhadap pamannya yang bernama Pangeran Cakraningrat II karena beliau terlalu mengabaikan Madura dan hanya bersenang-senang saja di pusat Pemerintahan Mataram.
Trunojoyo melancarkan pemberontakan kepada Mataram pada tahun 1647. Pemberontakan itu didukung oleh orang-orang dari Makasar. Dalam suasana seperti itu kerabat Keraton Mataram yang bernama Basah Bibit atau Basah Gondo Kusumo dan Patih Mataram yang bernama Patih Nrang Kusumo dituduh bersekutu dengan para ulama yang beroposisi dengan menentang kebijaksanaan Sultan Amangkurat I.
Atas tuduhan ini Basah Gondokusumo diasingkan ke Gedong Kuning Semarang selama 40 hari, di tempat kediaman beliau yang bernama Basah Suryaningrat. Patih Nrang Kusumo meletakkan jabatan dan kemudian pergi bertapa ke daerah sebelah timur Gunung Lawu. Beliau diganti oleh adiknya yangbernama Pangeran Nrang Boyo II. Keduanya ini putra Patih Nrang Boyo (Kanjeng Gusti Susuhunan Giri IV Mataram).
Di dalam pengasingan ini Basah Gondokusumo mendapat nasehat dari kakeknya yaitu Basah Suryaningrat, dan kemudian beliau berdua menyingkir ke daerah sebelah timur Gunung Lawu. Beliau berdua memilih tempat ini karena menerima berita bahwa di sebelah timur Gunung Lawu sedang diadakan babad hutan yang diadakan oleh seorang bernama Ki Buyut Suro, yang kemudian bergelar Ki Ageng Getas. Pelaksanaan babad hutan ini atas dasar perintah Ki Ageng Mageti sebagai cikal bakal daerah tersebut.
Untuk mendapatkan sebidang tanah sebagai tempat bermukim di sebelah timur Gunung Lawu itu, Basah Suryaningrat dan Basah Gondokusumo menemui Ki Ageng Mageti di tempat kediamannya yaitu di Dukuh Gandong Kidul (Gandong Selatan), tempatnya di sekitar Aloon-aloon Kota Magetan
Dengan perantara Ki Ageng Getas , Basah Suryaningrat menemui Ki Ageng Mageti, hasil dari pertemuan ini, Basah Suryaningrat mendapat sebidang tanah di sebelah utara Sungai Gandong, tepatnya di Kelurahan Tambran Kecamatan Kota Magetan sekarang.
Peristiwa itu terjadi setelah melalui perdebatan yang sengit antara Ki Ageng Mageti dengan Basah Suryaningrat. Lewat perdebatan ini Ki Ageng Mageti mengetahui, bahwa Basah Suryaningrat bukan saja kerabat keraton Mataram, melainkan sesepuh Mataram yang memerlukan pengayoman. Karena itulah akhirnya KiAgeng Mageti mempersembahkan seluruh tanah miliknya sebagai bukti kesetiaannya kepada Mataram.
Setelah Basah Suryaningrat menerima tanah persembahan Ki Ageng Mageti itu sekaligus beliau mewisuda cucunya yaitu Basah Gondokusumo penjadi penguasa di tempat baru dengan gelar YOSONEGORO yang kemudian dikenal sebagai Bupati YOSONEGORO. Peristiwa itu terjai pada tanggal 12 Oktober 1675, dengan condro sengkolo “ MANUNGGALING ROSO SUKO HAMBANGUN”
Basah Suryaningrat dan Yosonegoro (Basah Gondokusumo) merasa sangat besar hatinya, karena disamping telah mendapatkan persembahan tanah yang berwujud wilayah yang cukup luas dan strategis, juga mendapatkan seorang sahabat yang dapat diandalkan kesetiaannya, yaitu Ki Ageng Mageti. Itulah sebabnya tanah baru itu diberi nama “MAGETAN’

KERAJINAN BATIK KAS KOTA MAGETAN

Batik Sidomukti

Magetan selain mempunyai potensi wisata yang bisa di handalkan seperti Telaga Sarangan ternyata juga mempunyai Batik Asli Khas Magetan. Orang menyebutnya Batik Sidomukti / Batik Pring, karena memang motif dari batik yang satu ini adalah bambu (pring : dalam bahasa jawa). Pengrajin Batik Sidomukti ini bertempat di Dusun Papringan, Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Sebuah perkampungan di bawah lereng gunung lawu.
batik sidomukti
Untuk pergi ke perkampungan Pengrajin Batik ini dari kota magetan membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam. Dari pertigaan Pasar Plaosan, terdapat pertigaan, kemudian masuk ke arah kiri (ada dua jalan, pilih yang paling kiri bukan yang ke atas). Kita akan melewati jalan setapak yang lumayan sudah di aspal, disepanjang jalan itu terdapat banyak peternakan ayam di sebelah kiri dan kanan jalan. Kurang lebih 2 Kilometer terdapat pertigaan kecil, dan disebelah kiri jalan nanti ada papan yang bertuliskan ” SENTRA BATIK ” kemudian belok ke kanan, kira-kira 30 meter dari situ kita akan masuk ke perkampungan sidomukti. Dipintu masuk perkampungan ini terdapat juga patung seorang ibu yang sedang membatik.
batik magetan
ibu-ibu sedang membatik
batik magetan
batik yang selesai dibatik
Di perkampungan tersebut terdapat satu kelompok pengrajin batik yang bernama ” MUKTI RAHAYU “. Disamping rumah tersebut terlihat ibu-ibu yang sedang membatik. Mereka banyak mendapatkan pesanan dari sekolah, instansi ataupun dari daerah dari luar magetan. Perlu diketahui juga bahwa batik sidomukti ini juga sebagai seragam para PNS di lingkungan Kabupaten Magetan.
batik pring
Koleksi batik di kelompok Pengrajin batik Mukti Rahayu
batik sidomukti magetan
Sebagai warga magetan sudah sepatutnya kita mencintai dan memakai produk sendiri, seperti batik sidomukti ini. Kita juga patut berbangga magetan mempunyai batik sidomukti ini. Semoga batik sidomukti ini mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah.
batik sidomukti magetan 2
batik sidomukti magetan
batik magetan

PUNCAK TELAGA DAN JALAN TEMBUS GUNUNG JAWA TIMUR JAWA TENGAH

Puncak Telaga Sarangan Magetan Jawa Timur

Tanggal 17 Mei 2008 karena merupakan libur panjang kami sekeluarga memutuskan untuk pulang kampung ke surabaya, madiun, magetan lewat jalur selatan dengan perjalanan malam hari. Setelah matahari pagi nonggol perjalanan udah sampai di kaki Gunung Lawu. Kota Sarangan Magetan, kota kecil di Jawa Timur.

Sarangan adalah sebuah lokasi wisata di dataran tinggi Gunung Lawu, dengan obyek utama telaga dan air terjun, dikelilingi nuansa pegunungan yang khas. Dari Magetan masih ada 17 km arah barat (menuju gunung) untuk tiba di Sarangan. Sekarang kalo dari arah barat kota Karanganyar, Solo Jawa Tengah jalannya udah landai gak seperti dulu naiknya hampir 75 derajat, sekarang mobil cc kecil aja bisa lewat dan jalannya lebar lagi.. apalagi kalo pake teruci (terios rush club indonesia) wow enteng….




Ini adalah jalan menuju sarangan, yang kelihatan berkelok-kelok tapi indah. Buat pengendara motor, ini akan menjadi sangat menyenangkan. Menguji skill berkendara sekaligus menikmati segarnya udara. Membuat rindu jika lama tak melakukannya.
Karena alasan terjal-tajam serta sempit itulah, Pemda Magetan sejak beberapa tahun lalu menggagas proyek jalan tembus yang lebih smooth. Sekarang jalan itu sudah jadi , jalan tembus (berawal dari sebelum main gate Sarangan sampai Cemoro Sewu) dengan jalan ini, maka Solo-Madiun lewat Magetan Karanganyar yang biasa 2 jam bisa ‘hanya’ 1 jam-an. Ceritanya ‘bermimpi’ seperti Puncak, Bogor
Dari pinggir jalan tersebut kita bisa melihat telaga sarangan dari view lain aitu dari atas, dimana seluruh daerah wisata sarangan dapat dilihat untuk memanjakan mata ditengah dinginnya udara Puncak Sarangan.
Sekilas dari arah jalan ke Cemoro Sewu, terlihat Telaga Sarangan yang sudah ‘tidak perawan” lagi karena banyak dikelilingi bangunan-bangunan, mulai pasar tiban hingga hotel.

Ada beberapa kedai disana, yang menyajikan makanan khas wisata gunung, semisal jagung bakar, sate kelinci dan pastinya minuman hangat. Cukup ramai juga hari itu. Saya dan keluarga menyempatkan duduk lesehan menikmati sate kelinci Rp7000 untuk 20 tusuk dan lontong murah kan…

TELAGA SARANGAN

Telaga Sarangan

Pemandangan Telaga Sarangan akan memanjakan mata, karena Anda dapat melihat telaga yang luas dan pegunungan hijau Sidoramping di sekitar Gunung Lawu yang menjulang tinggi. Ditambah lagi dengan air telaga yang tenang dan menjadi cermin dari pegunungan dan gunung di sekelilingnya. Memandangi deretan pegunungan dan gunung di sini juga membuat perasaan lebih tenang dan damai ditambah dengan udara sejuk pegunungan dengan suhu sekitar 18-23 derajat Celcius. Udara sejuk pegunungan bisa Anda nikmati karena Telaga Sarangan terletak pada ketinggian sekitar 1000 meter dari permukaan laut.

Telaga Sarangan, Magetan, Jawa Timur

Mengelilingi Telaga Sarangan

Di pinggir telaga tersedia sepeda air yang menyerupai bebek dan perahu boat. Ini dapat menjadi sarana bagi Anda yang ingin mengelilingi telaga melalui air. Atau Anda dapat berkeliling menggunakan kuda atau delman yang ditawarkan penduduk sekitar. Pasti hal ini dapat menyenangkan buah hati Anda. Atau bagi Anda yang ingin berolahraga, Anda dapat mengelilingi telaga ini dengan berjalan kaki atau berlari. Anda juga akan menjumpai hutan pinus di lereng pegunungan di sekeliling Telaga Sarangan. Suasana yang sejuk dan indah pasti akan membuat olahraga menjadi menyenangkan.

Air Terjun

Dekat dengan Telaga Sarangan, ada pintu masuk menuju air terjun. Ada tiga buah air terjun yang dapat Anda kunjungi di sini yaitu air terjun Watu Ondo, Pundak Kiwo, dan Jarakan. Di dekat pintu masuk salah satu air terjun ini, ada bekas pesawat yang dijadikan monumen mengingat Kabupaten Sarangan bertetangga dengan Kota Madiun yang adalah Pangkalan Utama AURI.
Jalan menuju air terjun tidak sulit, bahkan setengah perjalanan bisa dilakukan dengan mobil. Perjalanan menuju air terjun akan menjadi perjalanan yang menyenangkan. Anda akan melewati lereng gunung yang digunakan untuk perkebunan. Anda dapat melihat berbagai tanaman sayuran yang mungkin jarang ditemui di kota. Anda juga dapat mencelupkan kaki Anda ke dalam air bening yang dingin dan segar yang digunakan untuk pengairan perkebunan. Hal ini dapat menjadi sarana pembelajaran yang menarik untuk anak Anda.

Sarangan

Sate Kelinci

Setelah puas berkeliling, Anda dapat memesan sate kelinci dan lontong yang banyak ditawarkan di sekeliling telaga ini. Sate yang jarang ditemui di daerah lain ini layak Anda coba, karena dengan daging yang lembut dan empuk dapat membuat Anda ketagihan. Harga yang ditawarkan Rp 7.000 / porsi, harga yang cukup terjangkau untuk kantong Anda. Makanan lain yang dapat dinikmati di sini adalah nasi pecel. Daerah Sarangan bertetangga dengan Kota Madiun yang terkenal dengan bumbu dan sambal pecel. Pecel ini menjadi istimewa karena bumbu kacangnya yang nikmat ditambah aneka gorengan sebagai pelengkapnya.

Hotel dan Penginapan di Telaga Sarangan

Di sekeliling telaga ini, ada banyak sekali hotel kelas melati yang dapat menjadi tempat Anda menginap. Hotel yang saling bersaing ini menawarkan harga yang tidak terlalu mahal. Anda dapat menginap di ruangan dengan 2 kamar tidur, kamar mandi dan ruang tamu dengan harga sekitar Rp 500.000,- untuk semalam. Atau ada juga yang hanya 1 kamar dengan harga yang lebih murah. Tempat penginapan ini juga menyediakan air panas untuk mandi dan untuk minum. Umumnya, hotel melati ini berlantai 2 sehingga Anda dapat leluasa menikmati Telaga Sarangan dengan sudut pandang lebih luas. Anda juga dapat menemukan setidaknya 2 hotel berbintang di sini.

Oleh-oleh dari Telaga Sarangan

Setelah puas berwisata di Telaga Sarangan, sebelum kembali Anda dapat berbelanja oleh-oleh dan cinderamata dari Telaga Sarangan. Anda dapat membeli tas, kaos atau kerajinan tangan lain yang merupakan hasil karya dari masyarakat sekitar.
Dari Telaga Sarangan, jika Anda menuju arah barat atau Jawa Tengah, Anda akan menemukan Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, yang terkenal dengan wisata alam Grojogan Sewu. Sedangkan jika menuju timur, Anda dapat mampir ke Kota Madium membeli oleh-oleh khas Madiun seperti brem dan sambal pecel yang lezat.
Telaga Sarangan yang indah sangat cocok untuk liburan Anda bersama keluarga. Selamat menikmati liburan Anda di Telaga Sarangan, wisata alam yang indah dan mempesona!

KOTA MAGETAN

Kabupaten Magetan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Kabupaten Magetan
Lambang Kabupaten Magetan.jpg
Lambang Kabupaten Magetan

Locator kabupaten magetan.png
Peta lokasi Kabupaten Magetan
Koordinat : -
Motto memayu hayuning bawana suka ambangun
Semboyan '
Slogan pariwisata '
Julukan
Demonim '
Provinsi Jawa Timur
Ibu kota Magetan
Luas 688,85 km²
Penduduk  
 · Jumlah 621.000 (2003)
 · Kepadatan 923 jiwa/km²
Pembagian administratif  
 · Kecamatan 18
 · Desa/kelurahan 235
Dasar hukum -
Tanggal -
Hari jadi {{{hari jadi}}}
Bupati -Drs.H Sumantri,MM
Kode area telepon 0351
APBD {{{apbd}}}
DAU Rp. -
Suku bangsa {{{suku bangsa}}}
Bahasa {{{bahasa}}}
Agama {{{agama}}}
Flora resmi {{{flora}}}
Fauna resmi {{{fauna}}}
Zona waktu {{{zona waktu}}}
Bandar udara {{{bandar udara}}}

Situs web resmi: magetan.go.id
Kabupaten Magetan, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Magetan. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Ngawi di utara, Kota Madiun dan Kabupaten Madiun di timur, Kabupaten Ponorogo, serta Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Wonogiri (keduanya termasuk provinsi Jawa Tengah). Bandara Iswahyudi, salah satu pangkalan utama Angkatan Udara RI di kawasan Indonesia Timur, terletak di kecamatan Maospati.
Kabupaten Magetan terdiri atas 17 kecamatan, yang terdiri dari 208 desa dan 27 kelurahan.
Kabupaten Magetan dilintasi jalan raya utama Surabaya-Madiun-Yogyakarta dan jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa, namun jalur tersebut tidak melintasi ibukota Kabupaten Magetan. Satu-satunya stasiun yang berada di wilayah kabupaten Magetan adalah Stasiun Barat terletak di wilayah Kecamatan Barat.
Gunung Lawu (3.265 m) terdapat di bagian barat Kabupaten Magetan, yakni perbatasan dengan Jawa Tengah. Di daerah pegunungan ini terdapat Telaga Sarangan(1000 m dpl), salah satu tempat wisata andalan kabupaten ini, yang berada di jalur wisata Magetan-Sarangan-Tawangmangu-Karanganyar.
Magetan dikenal karena kerajinan kulit (untuk alas kaki dan tas), anyaman bambu, rengginan, dan produksi jeruk pamelo (jeruk bali)serta krupuk lempengnya yang terbuat dari nasi.
Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos, berasal dari kecamatan TakeranKabupaten Magetan. Mantan Kepala LIPI, Prof. Dr. Samaun Samadikun, mantan ketua MPR Charis Suhud dan Dokter Sardjito Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, anggota DPRD Jawa Timur A. Basuki Babussalam dan Agung Setiyo Wibowo, Duta Universitas Paramadina 2010 juga merupakan putra daerah ini.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Letak dan Batas Daerah

Kabupaten Magetan terletak di antara 7 38' 30" Lintang selatan dan 111 20' 30" Bujur Timur Batas fisik Kabupaten Magetan adalah:
  1. Utara : Kabupaten Ngawi
  2. Timur : Kota Madiun
  3. Selatan : Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah)
  4. Barat : Kabupaten Karanganyar (Jawa Tengah)

[sunting] Luas dan Pembagian Wilayah

Luas Kabupaten Magetan adalah 688,85 km²,yang terdiri dari 17 wilayah kecamatan, 208 desa, 27 kelurahan, 822 Dusun/Lingkungan, dan 4575 Rukun Tetangga.

[sunting] Iklim dan Curah Hujan

Suhu udara berkisar antara 16 - 20 C di dataran tinggi dan antara 22 - 26 C di dataran rendah. Curah hujan rata-rata mencapai 2500 - 3000 mm di dataran tinggi dan di dataran rendah antara 1300 - 1600 mm.

[sunting] Pembagian Tipe-tipe Wilayah

Dilihat dari tingkat kesuburan tanahnya, Kabupaten Magetan dapat dibagi dalam 6 tipologi wilayah:
  1. Tipe wilayah pegunungan, tanah pertanian subur : Kecamatan Plaosan
  2. Tipe wilayah pegunungan, tanah pertanian sedang : Kecamatan Panekan dan Kecamatan Poncol
  3. Tipe wilayah pegunungan, tanah pertanian kurang subur(kritis): sebagian Kecamatan Poncol, Kecamatan Parang, Kecamatan Lembeyan, dan sebagian Kecamatan Kawedanan
  4. Tipe wilayah dataran rendah, tanah pertanian subur : Kecamatan Barat, Kecamatan Kartoharjo, Kecamatan Karangrejo, Kecamatan Karas, Kecamatan takeran dan Kecamatan Kuntoronadi
  5. Tipe wilayah dataran rendah, tanah pertanian sedang: Kecamatan Maospati, sebagian Kecamatan Bendo, sebagian Kecamatan Kawedanan, sebagian Kecamatan Sukomoro, Kecamatan Ngariboyo, dan Kecamatan Magetan.
  6. Tipe wilayah dataran rendah, tanah pertanian kurang subur : sebagian Kecamatan Sukomoro dan sebagian Kecamatan Bendo